BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Sadar
atau tidak, konsumsi makanan yang berasal dari hewani menjadi pilihan
masyarakat, khususnya Telur asin. Telur asin
merupakan makanan yang mendapat prioritas untuk dikembangkan. Telur asin
menjadi konsumsi masyarakat luas, mulai dari kalangan atas, menengah, maupun
menengah ke bawah dan juga oleh berbagai usia mulai balita, remaja, dewasa,
hingga manula. Bahan utama telur asin yang kebanyakan beredar di pasaran adalah
telur bebek. Kita juga menemui telur asin yang berbahan baku telur ayam, maupun
yang lainnya.
Karena
proses pembuatannya cukup lama dan membutuhkan biaya yang lumayan besar maka
para pedagang mencoba membuat terobosan baru dengan memproduksi telur asin
palsu dengan jangka waktu singkat dan hanya membutuhkan biaya yang murah.
Tetapi, para pedagang tidak mengetahui akibat dari konsumsi telur asin palsu
tersebut. Maka dari itu, penulis memanfaatkan kesempatan ini untuk melakukan
penelitian.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar
belakang di atas, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut.
1. Bagaimana proses pembuatan telur asin
palsu?
2. Apa akibat dari mengkonsumsi
telur asin palsu?
3. Bagaimanakah membedakan telur asin
asli dengan yang palsu?
C.
Tujuan Penelitian
Sesuai dengan
permasalahan diatas, tujuan yang dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Mendeskripsikan proses pembuatan
telur asin palsu.
2. Mendeskripsikan akibat dari
mengkonsumsi telur asin palsu.
3. Mendeskripsikan membedakan telur asin
asli dengan yang palsu.
D.
Manfaat Penelitian
Penelitian ini
memiliki manfaat sebagai berikut.
1. Bagi konsumen
Penelitian ini digunakan untuk mencegah konsumsi telur
bebek palsu.
2. Bagi pengembang teknologi
Penelitian ini dapat dijadikan dasar untuk menciptakan alat
untuk mendeteksi telur bebek yang palsu.
3. Bagi tenaga penyuluh
Penelitian ini dapat dijadikan bahan dalam memberikan
penyuluhan kepada masyarakat.
4. Bagi peneliti
Penelitian ini dapat dijadikan kajian awal untuk melakukan
penelitian lanjutan.
E.
Hipotesis
Kesimpulan sementara
yang dapat penulis ambil adalah telur asin palsu dapat menyebabkan alzheimer.
Alzheimer dapat membuat anggota tubuh seperti tangan seseorang bergetar tanpa
digerakan. Ada cara untuk membedakan telur asin yang asli dengan yang palsu, yaitu:
1.
Cek apakah ada bercak, periksa tepung pembalutnya.
2.
Isi yang asli kuning telurnya kemerahan sedangkan yg palsu
kuning keputihan karena dari telur ayam.
F.
Sumber Data
Data – data didalam karya ilmiah
ini penulis peroleh dari:
Percobaan, Materi dalam buku – buku yang
berhubungan dengan telur asin, dan mencari informasi lain melalui via internet.
G.
Metode Penulisan
Dalam menyelesaikan
karya ilmiah yang sederhana ini, penulis menggunakan metode percobaan dan studi
kepustakaan dengan mencari, mengumpulkan dan membaca buku – buku menyangkut
materi serta mencari sumber lainnya melalui internet guna menyelesaikan karya
ilmiah ini.
H.
Sistematika Penulisan
Dalam karya ilmiah
ini, penulis menguraikan tentang upaya untuk mencegah konsumsitelur bebek
palsu. Penulis menguraikan secara sistematis dengan membagi karya ilmiah ini
dalam 5 bab, yakni:
BAB I Pendahuluan
a. Latar Belakang Masalah
b. Rumusan Masalah
c. Tujuan Penelitian
d. Manfaat Penelitian
BAB II Landasan
Teoretis
BAB III Metode
Penelitian
a. Tempat dan Waktu Penelitian
b. Subjek Penelitian
c. Instrumen Penelitian
d. Prosedur Penelitian
BAB IV Hasil Penelitian
BAB V Penutup
a. Kesimpulan
b. Saran
BAB II
LANDASAN TEORI
Telur adalah salah
satu sumber protein hewani yang memilik rasa yang lezat, mudah dicerna, dan
bergizi tinggi. Selain itu telur mudah diperoleh dan harganya murah. Telur
dapat dimanfaatkan sebagai lauk, bahan pencampur berbagai makanan, tepung telur,
obat, dan lain sebagainya. Telur terdiri dari protein 13 %, lemak 12 %, serta
vitamin, dan mineral. Nilai tertinggi telur terdapat pada bagian kuningnya.
Kuning telur mengandung asam amino esensial yang dibutuhkan serta mineral
seperti : besi, fosfor, sedikit kalsium, dan vitamin B kompleks. Sebagian
protein (50%) dan semua lemak terdapat pada kuning telur. Adapun putih telur
yang jumlahnya sekitar 60 % dari seluruh bulatan telur mengandung 5 jenis
protein dan sedikit karbohidrat.
Kelemahan telur yaitu
memiliki sifat mudah rusak, baik kerusakan alami, kimiawi maupun kerusakan
akibat serangan mikroorganisme melalui pori-pori telur. Oleh sebab itu usaha
pengawetan sangat penting untuk mempertahankan kualitas telur. Telur akan lebih
bermanfaat bila direbus setengah matang dari pada direbus matang atau dimakan
mentah. Telur yang digoreng kering juga kurang baik, karena protein telur
mengalami denaturasi/rusak, berarti mutu protein akan menurun. Macam – macam
telur adalah: telur ayam (kampung dan ras), telur bebek, puyuh dan lain – lain.
Tabel. Komposisi zat gizi telur
No.
|
Zat gizi
|
Telur
Ayam
|
Telur
Puyuh
|
Telur
Penyu
|
Telur
Bebek
|
Telur
Bebek Asin
|
1
|
Kalori (kal)
|
162
|
149,8
|
144
|
189
|
395
|
2
|
Protein (g)
|
12,8
|
10,3
|
12
|
13,1
|
13,6
|
3
|
Lemak (g)
|
11,5
|
10,6
|
10,2
|
14,3
|
13,6
|
4
|
Karbohidrat (g)
|
0,7
|
3,3
|
0
|
0,8
|
1,4
|
5
|
Kalsium (mg)
|
54
|
49
|
84
|
56
|
120
|
6
|
Fosfor (mg)
|
180
|
198
|
193
|
175
|
157
|
7
|
Besi (mg)
|
2,7
|
1,4
|
1,30
|
2,8
|
1,8
|
8
|
Vit.A. (IU)
|
900
|
2.714
|
600
|
1.230
|
841
|
9
|
Vit.B. (mg)
|
0,1
|
-
|
0,11
|
0,18
|
0,23
|
10
|
Air (g)
|
74
|
-
|
76,6
|
70,8
|
66,5
|
Sumber: Direktorat Gizi Departemen Kesehatan RI
Kualitas telur dapat ditentukan
oleh:
1) Isi kuning telur, dan ada
tidaknya noda atau bintik darah pada kualitas bagian dalam (kekentalan putih
dan kuning telur, posada putih atau kuning telur) dan
2) Kualitas bagian luar (bentuk dan
warna kulit, permukaan telur, keutuhan, dan kebersihan kulit telur).
Umumnya telur akan
mengalami kerusakan setelah disimpan lebih dari 2 minggu di ruang terbuka.
Kerusakkan tersebut meliputi kerusakan yang nampak dari luar dan kerusakan yang
baru dapat diketahui setelah telur pecah. Kerusakan pertama berupa kerusakan
alami (pecah, retak). Kerusakan lain adalah akibat udara dalam isi telur keluar
sehingga derajat keasaman naik. Sebab lain adalah karena keluarnya uap air dari
dalam telur yang membuat berat telur turun serta putih telur encer sehingga
kesegaran telur merosot. Kerusakan telur dapat pula disebabkan oleh masuknya
mikroba ke dalam telur, yang terjadi ketika telur masih berada dalam tubuh
induknya. Kerusakan telur terutama disebabkan oleh kotoran yang menempel pada
kulit telur. Cara mengatasi dengan pencucian telur sebenarnya hanya akan
mempercepat Kerusakan. Jadi, pada umumnya telur yang kotor akan lebih awet
daripada yang telah dicuci .
Prinsip pengawetan telur adalah
untuk :
1)
Mencegah masuknya bakteri pembusuk ke dalam telur.
2)
Mencegah keluarnya air dari dalam telur.[1]
Beberapa proses pengawetan telur utuh yang diawetkan
bersama kulitnya antara lain :
1)
Proses pendinginan
2)
Proses pembungkusan kering
3)
Proses pelapisan dengan minyak
4)
Proses pencelupan dalam berbagai cairan.
Untuk menjaga kesegaran dan mutu
isi telur, diperlukan teknik penanganan yang tepat, agar nilai gizi telur tetap
baik serta tidak berubah rasa, bau, warna, dan isinya. Telur asin adalah telur
utuh yang diawetkan dengan adonan yang dibubuhi garam.
Ada 3 cara pembuatan telur asin yaitu:
1)
Telur asin dengan adonan garam berbentuk padat atau kering;
2)
Telur asin dengan adonan garam ditambah ekstrak daun teh;
3)
Telur asin dengan adonan garam, dan kemudian direndam dalam ekstrak atau
cairan teh.
Penilaian terhadap mutu telur
asin dapat dilakukan dengan menggunakan parameter berikut:
·
Telur asin stabil sifatnya, artinya dapat disimpan lama tanpa mengalami
kerusakan. Semakin banyak garam yang digunakan dan semakin lama waktu
pengasinan, telur akan semakin awet dan asin. Setiap orang mempunyai selera
yang berbeda mengenai rasa asin ini. Karena itu, penggunaan garam dan waktu
pengasinan sebaiknya dibatasi, sampai taraf yang enak dinikmati oleh lidah
konsumen.
·
Aroma dan rasanya enak. Telur asin yang baik akan bebas dari rasa amis,
pahit, bau amoniak, bau busuk, serta rasa dan bau lainnya yang tidak
diharapkan.
·
Telur asin yang baik hanya mengandung minyak di bagian pinggirnya saja.
·
Apabila campuran adonan garam yang digunakan tidak sempurna, yang dihasilkan
adalah putih telur yang berwarna kebiruan. Bila ke dalam adonan ditambahkan
sedikit kapur, putih telur akan berwarna kekuningan.
·
Letak kuning telur yang dikehendaki adalah di tengah – tengah. Apabila
bergeser, kemungkinan penyebabnya adalah telur segar yang digunakan sudah rusak
atau peletakan telur dalam tempayan tidak tepat. Sebaiknya telur diletakkan
dengan bagian tumpulnya menghadap keatas.
Hal lain yang perlu diperhatikan:
·
Asin tidaknya telur asin dan keawetannya, sangat tergantung pada kadar
garam yang diberikan. Semakin tinggi kadar garam, akan semakin awet telur yang
diasinkan, tetapi rasanya akan semakin asin.
·
Telur asin matang tahan selama 2-3 minggu, sedangkan pembubuhan larutan
teh dalam adonan pengasin dapat meningkatkan ketahanan telur asin sampai 6
minggu. Penggunaan ekstrak daun teh bertujuan agar zat tanin yang terkandung
dalam daun teh dapat menutupi pori-pori kulit telur sertamemberikan warna
coklat muda yang menarik dan bau telur asin yang dihasilkan lebih disukai.
·
Komposisi kimia telur segar dan telur asin. [2]
BAB IV
PEMBAHASAN
A.
Proses Pembuatan Telur Asin Palsu
Telur
asin bermanfaat bagi tubuh. Tetapi, telur asin yang
biasa kita beli sudah banyak dipalsukan.Telur asin yg semestinya dibuat
dari telur bebek dipalsukan dengan menggunakan telur ayam. Cara pemalsuannya
beragam. Mulai dari 3 hari bahkan ada yang satu hari, padahal sebetulnya telur
asin yang asli baru bisa dijual dua minggu kemudian. Tentunya ini sangat
menguntungkan bagi mereka yang berhasil menipu masyarakat. Harga telur asin
dipasaran sekarang ini sekitar Rp. 2000 sedangkan telur ayam hanya Rp.1000 per
butir. Berikut ini bagaimana cara pedagang memalsukan telur asin :
1)
Mereka memilih telur ayam yg ukurannya mirip dengan ukuran telur bebek
2)
Lalu membeli cat tembok warna telur asin yaitu hiaju tosca
3)
Cuci telur hingga bersih supaya cat menempel di telur
4)
Campurkan cat,garam dapur, dan garam kasa
5)
Rendam telur selama 3-5 hari
6)
Cuci dan lap telur hingga bersih
7)
Lalu mereka memberikan tepung kanji untuk mengelabuhi pembeli
Ada lagi cara lain membuat telur
ayam menjadi telur asin:
1)
Cuci telur
2)
Rendam telur dengan air cuka cukup ujungnya sekitar 30 menit
3)
Ketika ujungnya sudah melunak lalu disuntik air garam (Takaran Tidak
Tentu)
4)
Rebus
5)
Dinginkan
6)
Beri warna dengan cat sablon
7)
Olesi tepung kanji
B.
Akibat Dari Pemalsuan Telur Asin
Dalam
kehidupan sehari – hari, telur asin baik untuk tubuh. Tetapi, telur asin yang
palsu ini bukan berguna bagi tubuh melainkan dapat merusak sel saraf dalam
tubuh. Pemalsuan telur asin palsu itu apabila dikonsumsi dalam waktu lama bisa
menyebabkan penyakit Alzheimer. Alzheimer bukan penyakit menular, melainkan merupakan sejenis sindrom
dengan apoptosis sel – sel otak pada
saat yang hampir bersamaan, sehingga otak tampak mengerut dan mengecil. Alzheimer merupakan penyakit yang mirip dengan dengan
tingkah laku orang Lansia ( Lanjut Usia ). Dimana anggota tubuh seperti tangan
seseorang bergetar tanpa digerakan oleh saraf.
C.
Cara Membedakan Telur Asin Yang
Palsu Dengan Yang Asli
Ini sangat tidak layak
untuk dibeli, karena tidak bersih dan tidak terjamin kesehatannya.
Tapi tetap ada cara agar kita
tidak tertipu dengan pemalsuan telur asin ini:
1)
Cek apakah ada bercak, periksa tepung pembalutnya
2)
Isi yang asli kuning telurnya kemerahan sedangkan yg palsu
kuning keputihan karena dari telur ayam.
Sekarang kita sudah mengetahui
dan mengerti tentang pemalsuan telur. Jadi mulai sekarang berhati-hatilah dalam
memilih telur. Jangan sampai tertipu !
BAB V
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Berdasarkan
permasalahan dan hasil penelitian di atas, dapat disimpulkan sebagai berikut.
1. Produksi telur asin palsu
sangatlah berbahaya karena bila dikonsumsi dalam jangka waktu yang lama dapat
menyebabkan penyakit Alzheimer. Alzheimer dapat membuat tubuh seseorang
bergetar sendiri tanpa digerakkan.
2. Agar konsumen tidak mengkonsumsi
telur asin palsu tersebut maka konsumen harus memperhatikan beberapa hal,
sebagai berikut.
1)
Cek apakah ada bercak, periksa tepung pembalutnya
2)
Isi yang asli kuning telurnya kemerahan sedangkan yg palsu
kuning keputihan karena dari telur ayam.
B.
Saran
Saran yang dapat disampaikan
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Bagi konsumen, penelitian ini
digunakan untuk mencegah konsumsi telur bebek palsu.
2. Bagi pengembang teknologi,
penelitian ini dapat dijadikan dasar untuk menciptakan alat untuk mendeteksi
telur asli yang palsu.
3. Bagi tenaga penyuluh, penelitian
ini dapat dijadikan bahan dalam memberikan penyuluhan kepada masyarakat.
4. Bagi peneliti, penelitian ini
dapat dijadikan kajian awal untuk dilakukannya penelitian lebih lanjut.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim,Daftar
Komposisi Bahan Makanan. Bhratara Karya Aksara, Jakarta, 1979.
_____, Usaha
Berwisata I. Yayasan Pendidikan Dinamika, Temanggung, Jawa Tengah.
Sarwono, Pengawetan
dan Pemanfaatan Telur. PT Penebar Swadaya, Jakarta, 1994.
Umar Santosa, “ Menengok Nilai Gizi Telur.” Dalam: Majalah Tarik Th. III No. 31, Yogyakarta
1981.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar