Senin, 12 Maret 2012

Usaha Memanusiakan Manusia

BAB I
PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang Penulisan
            Di zaman  modern ini, hidup manusia mulai baik dan segala jenis pekerjaan manusiapun dikerjakan dengan mudah, sarana – sarana teknologi  mutakhir yang ditemukan oleh manusia. Sarana  teknologi dengan memiliki aneka fungsi pola yang dikuasai oleh manusia  sehingga  manusia tidak  dilibos oleh ciptaannya sendiri  alias menjadi korban teknologi. Satu – satunya jalan untuk menguasai  dunia teknologi  dan mengatur hidup yang baik  di zaman modern ini  adalah pendidikan .
                Dengan adanya pendidikan, maka manusia  dapat menguasai dunia  dengan begitu gampang dan cepat. Karena pendidikan  dapat membuka wawasan  dunia dengan cepat dan luas. Pendidikan memudahkan  kita  dihari  depan , bila berpendidikan , maka akan sangat memudahkan kita  untuk mencari atau melamar pekerjaan, tidak ditolak  dan dengan pendidikan pula kita tidak dijadikan budak .
                Pendidikan untuk menciptakan  kecerdasan  manusia seutuhnya  tidak saja memperhatikan aspek kognitif dan motorik  tetapi juga memberikan tempat  bagi pendidikan efektif , budi pekerti  dan tata krama. Menyikapi hal-hal tersebut  pakar – pakar pendidikan  mengkritisi  dengan cara  mengungkapkan konsep  dan teori pendidikan yang sebenarnya  untuk mencapai tujuan yang sesungguhnya. Pendidikan harus mampu menghantar manusia  mencapai keseimbangan antara  kognitif , afektif  dan psikomotorik, disinilah baru bisa dikatakan ” PENDIDIKAN: USAHA MEMANUSIAKAN MANUSIA.” Mencapai keseimbangan  tersebut  manusia membutuhkan orang lain .
Hal ini seperti apa yang dikatakan  oleh  Aristoteles ” Zoon  Politicon,” manusia adalah makluk sosial  yang hidup saling membutuhkan  antara yang satu dengan yang lain .
                Penulis menyadari bahwa  proses   pendidikan sangat  bermanfaat  dan memiliki pengaruh yang sangat besar  terhadap  perkembangan kepribadian  manusia , maka penulis mengangkat  judul karya ilmiah ,” PENDIDIKAN : USAHA MEMANUSIAKAN  MANUSIA .”



1.2      Rumusan Masalah
Ø   Komponen – komponen mana saja yang berpengaruh dalam usaha memanusiakan manusia.
Ø   Segi – segi apa saja yang terdapat dalam pendidikan.
                    
1.3       Tujuan Penulisan
Ø   Untuk menjawabi persoalan – persoalan yang telah diangkat.
Ø   Untuk mengetahui manfaat dari pendidikan.

1.4      Metode Penulisan
Dalam menyelesaikan karya tulis yang sederhana ini, penulis menggunakan metode studi kepustakaan, dengan mencari, mengumpulkan dan membaca buku – buku sebagai bahan referensi serta mencari sumber lainnya dengan internet guna menyelesaikan karya tulis ini.

1.5      Sistematika Penulisan
Dalam karya tulis ini, penulis menguraikan tentang pentingnya peranan pendidikan bagi masyarakat pada masa kini dan yang akan datang. Penulis menguraikan secara sistematis dengan membagi karya tulis ini dalam 4 bab, yakni:
BAB I        :  PENDAHULUAN
Bagian pendahuluan merupakan pengantar untuk memasuki inti pembahasan. Akan diuraikan mengenai latar belakang penulisan, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penulisan, metode dan sistematika penulisan.
BAB II       :  LANDASAN TEORITIS
Dalam bab ini, penulis menggambarkan secara umum mengenai pendidikan, pengertian dan tujuan pendidikan.
BAB III     :  PENDIDIKAN:  USAHA MEMANUSIAKAN MANUSIA SEUTUHNYA
Dalam bab ini, memaparkan tentang agen – agen yang berpengaruh dalam usaha memanusiakan manusia, aspek – aspek yang turut mendukung agar terciptanya pendidikan, serta segi – segi yang terdapat dalam pendidikan yang harus diperhatikan.
BAB IV      :  PENUTUP
Dalam bagian terakhir ini penulis merangkai semua hal yang diuraikan sebelumnya menjadi sebuah kesimpulan dan mengajukan usul serta saran kepada para pembaca.


BAB II
LANDASAN TEORITIS

2.1   Pengertian
2.1.1.         Pengertian Secara Etimologis
                                    Secara Etimologis pendidikan  atau edukasi berasal dari bahasa Latin,  yaitu:  E ” yang berarti Keluar dan ” Sucera ” yang berarti memimpin. Menurut bahasa Yunani: ” Pendidikan berasal dari kata ” Pedagogi ”,  yaitu: ” Paid ” yang artinya: ” Anak ”, sedangkan ” Agagor ” yang artinya:   Membimbing ” sehingga Pedagogi dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari dan seni mengajak serta membimbing anak.
                    (www.asian brain.com).
2.1.2.         Ensiklopedi Indonesia
                            Pendidikan adalah proses membimbing dari kegelapan, kebodohan, kemiskinan ke arah pengetahuan.Dalam arti luas pendidikan baik formal maupun non-formal meliputi segala sesuatu atau hal yang mempengaruhi kebutuhan manusia tentang dirinya sendiri dan tentang dunia di mana mereka hidup.
         (Van Hoeve 1991 halaman 2.627)

2.1.3.         Kamus Besar Bahasa Indonesia
                                    Pendidikan adalah perubahan sikap dan tata laku seseorang atau sekelompok orang dalam mendewasakan manusia lain, melalui pengajaran dan latihan, proses pembuatan dan cara mendidik.
               (Balai Pustaka 1988 halaman 204)

2.1.4.         Kamus Umum Bahasa Indonesia (KUBI)
                            Pendidikan adalah proses mengubah manusia dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan.
            (Yiama Widya, 2001 halaman 232)


2.1.5.         Secara Rill
                            Pendidikan adalah kegiatan belajar – mengajar yang dilakukan oleh sekelompok orang yang terdiri dari pembimbing dan yang di bimbing atau dengan kata lain guru dan murid.

2.1.6.         UU no. 20 Tahun 2003
                            Tentang sikap pendidikan nasional, Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaranagar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak  mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat dan negara.
            (www. Asian Brain.com).
2.2      Tujuan pendidikan
2.2.1.     Perolehan Pengetahuan dan keterampilan
                            Tujuan pendidikan mau menekankan pada pengetahuan dan kemampuan mempersiapkan diri dan peserta didik yang nantinya akan mendapat kesempatan kerja. Pengetahuan dan keterampilan sangat berguna bagi seseorang di kemudian hari. Dengan adanya pengetahuan dan keterampilan, manusia akan berusaha untuk memenuhi kebutuhan hidup, mau menumbuhkan suatu kompetensi model objektif. Prinsip kompetensi ini didefinisikan lepas dari individu, artinya: ditentukan dari apa yang dituntut oleh suatu profesi atau peranan sosial.
            (Lausis Markis 1981 halaman 47).


2.2.2.     Orientasi  Humanistik
                             Tujuan  pendidikan  yang  kedua  menekankan  orientasi  humanistik. Pendidikan  diajukan  untuk  membantu  peserta  didik  dan  mengembangkan  kemampuan  penalaran , bertanggung  jawabkan  pernyataan – pernyataan , keyakinan dan  tindakannya . Tujuan  lainnya  yaitu  bisa  memahami  apa  dan  mengapa  dari yang  dipelajari  serta  meningkatkan  kemampuan  organisasi  pengalaman dan  konsep-konsep  yang sistematik .
                      ( Lausis  Markis  1981  halaman  47 )
2.2.3.         Menjawab  tantangan  sosial , Ekonomi , dan  keadilan 
                            Dalam  perspektif  ini , pendidikan  diarahkan  menyiapkan  orang untuk  bisa  mengenali  dan  menjelaskan  masalah-masalah  yang  dihadapi masyarakat  dan  kemudian  berusaha  menghasilkan  jawaban-jawaban  yang  mendasar  pada  etika.
              ( Haryatmoko , 2007  halaman  40 ).
2.3.  Pendidikan  dan  Krisis  Baru  Yang  Dihadapi
              Rekayasa  ethis  moral  untuk  mencerdaskan  manusia. Istilah  rekayasa  ethis  moral dikenal  dalam  konteks  persekolahan  dan  pendidikan , karena  pengolahan  pendidikan  sekolah  senantiasa  bersinggungan  dengan  manusia  dan  biaya . Namun  manakala  keberadaan  pendidikan  tidak  lagi  dimaksud  untuk  pembentukan  manusia  seutuhnya  dan  hanya  mengutamakan  bisnis  dalam  pendidikan ,maka  disinilah  nilai-nilai  hakiki  pendidikan  dikacaukan  dan  direkayasa  hanya  untuk  kepentingan  dan  kesenangan  seseorang  atau  kelompok.
              Menurut  Paulo  Freire , Pendidikan  yang  baik  adalah  pendidikan  yang  dapat  membebaskan  manusia  dari  berbagai  keterbelakangan , keragu- raguan  dan  ketidaktahuan  tentang  potensi  diri. Pada  zaman  Aristoteles , Ia  menyatakan  bahwa  pendidikan  yang  dapat  memberikan  pengetahuan  dan  penempatan  bagi  keutamaan , tata  krama , budi  pekerti  dan  jalan  tengah .
            ( Florens  Maxi  Un  Bria , 2004  halaman  20 ).

BAB  III
PENDIDIKAN
USAHA  MEMANUSIAKAN  MANUSIA

3.1    Agen-agen  Yang  Berpengaruh  Dalam  Usaha  Memanusiakan  Manusia.                                                                                          
Seperti  yang  telah  diuraikan  pada  latar belakang  permasalahan  bahwa, Manusia  merupakan  makhluk  sosial  yang  hidup  saling  membutuhkan. Begitu  pula  dalam  hal  pendidikan  manusia  membutuhkan  orang  lain  agar  tercapai  pendidikan  yang  diinginkan, maka  orang  lain  atau  agen-agen  lain  yang  berpengaruh  dalam  pendidikan  adalah  sebagai  berikut:
3.1.1.         Keluarga
Setiap  insan  manusia  pernah  dikandung, kurang  lebih  selama sembilan  bulan  dalam  rahim  seorang  ibu, selanjutnya  secara  primer  seorang  anak hidup  dan  berkembang  dan  didampingi  oleh  keluarga  atau  lebih  khususnya  orang  tua  kandung. Dalam  keluarga  inilah  setiap  anak memulai  pendidikan  tahap  dasar  dan  mulai  mengenal  nilai-nilai  ethis, religius  dan  apresiasi  nilai-nilai  kebijakan  lainnya. Keluarga  menjadi  sekolah  utama  dan  pertama  bagi  anak-anak  untuk  belajar  lebih  mandiri  dan  hidup  sebagai  manusia untuk  membentuk  dan  mendidik  seseorang  menjadi  manusia  yang  cerdas seutuhnya, maka  peran  orang  tua  sangat  diandalkan  dan  diharapkan. Kegagalan  keluarga  dalam  memberikan  arahan, didikan  moral, ethis  dan nilai-nilai  agama  serta  tata  krama  bagi  anak-anak  akan  sangat mempengaruhi perilaku  anak  dalam  perkembangan  selanjutnya  (pendidikan). Bertolak  dari uraian  tersebut, maka  ingin  ditekankan  bahwa  peran  orang  tua  dalam  keluarga  sangat  vital. Keluarga  menjadi  sekolah  kemanusian  yang  utama dan  pertama , sehingga  tidak boleh  diganti  oleh  lembaga  manapun.
(Florens  Maxi  Un  Bria , 2004 , halaman  23).


Bagi  keluarga  inti  agen  pendidikan  meliputi: Ayah, Ibu, saudara-saudari  kandung, dan  saudara-saudari  angkat  yang  belum  menikah  dan  tinggal  bersama-sama  dalam  satu  rumah, sedangkan  pada  masyarakat  yang  menganut  sistem  kekerabatan  diperluas (exetended  family) agen  pendidikan  menjadi  lebih  luas, karena dalam satu  rumah  dapat  saja  terdiri  atas  beberapa  keluarga  yang  meliputi: kakek,  nenek, paman, dan  bibi  disamping anggota  keluarga  yang  juga  berperan  penting.
(Idianto  M , 2004  halaman  118).
3.1.2.         Sekolah.
Dalam  lembaga  pendidikan  disekolah (pendidikan  formal) seseorang  belajar  membaca, menulis  dan  berhitung. Aspek  lain yang  dipelajari  adalah aturan-aturan  mengenai  kemandirian (indepedence), prestasi (acsievement), universal  dan  kekhasan  (specifity). Dilingkungan  rumah  seorang  ahak mengharapkan  bantuan  dari  orang  tuanya  dalam  melaksanakan  berbagai  pekerjaan tetapi  disekolah  ia  dilatih  untuk  harus  bisa  melakukan  sendiri  dengan  penuh  tanggung  jawab (mandiri ).
                (Idianto  M , 2004  halaman  119)
Selain keluarga, lembaga  sekolah  merupakan  wilayah  strategis   pendidikan  yang vital. Ada  banyak  pemahaman  tentang  sekolah. Secara  mikro  kita  membatasi  pemahaman  sekolah  sebagai  pendidikan  formal  dan  non  formal. Secara  makro  baik  sekolah  sebagai  lembaga  formal  maupun  non  formal  tetap  memiliki  banyak  cakupan.  Sekolah  yang  pantas  dikagumi  dan  layak  dicintai  adalah  model  sekolah  yang  tidak  saja  membentuk  kemampuan  kognitif  dan  keterampilan  bagi  siswa  tapi  juga  membentuk  karakter  siswa  dengan  budi  pekerti  dan  tata  krama  manusia-manusia  yang  seutuhnya. Jadi  orang  tua  harus  berusaha  agar  anak  mengenyam pendidikan formal (sekolah).




3.1.3.         Agen-agen  lain  yang  turut  berpengaruh  dalam  pendidikan.
A.     Teman  bermain .
Teman bermain disebut juga  atau  yang  lazim  dikenal  adalah ”kelompok sebaya” yang  dialami  anak  setelah  mampu  bepergian  atau  keluar  dari  rumah. Pada  awalnya, teman  bermain  dimaksud  sebagai  kelompok yang  bersifat  rekreatif, namun  dapat  pula  sangat  berpengaruh  dalam  proses  pendidikan  setelah  keluarga  dan  sekolah. Puncak  pengaruh  teman  bermain  adalah: pada masa  remaja  atau  pubertas. Kelompok  bermain  sangat  berperan  dalam  membentuk  kepribadian  individu.
Berbeda  dengan  proses  pendidikan  yang  didapat  dalam  keluarga  yang  melibatkan  hubungan  tidak  sederajat, sosialisasi  atau  pendidikan  dalam  kelompok  bermain  dilakukan  dengan  cara  atau  pola  mempelajari  interaksi  dengan  orang-orang  yang  sederajat  dengan  dirinya, karena  sebaya  atau  sebutan  yang  akrab  didengar  ”seleting ” oleh  sebab  itu, dalam  kelompok  bermain  seorang  dapat  mempelajari  atau  memperoleh  peraturan  yang  mengatur  peranan  orang-orang  dalam  kedudukan  yang  sederajat  dan  juga  mempelajari  nilai-nilai keadilan, kesetiakawanan  dan  kebersamaan.
B.     Media  Massa.
Yang  termasuk  kelompok  media  masa  disini  adalah  media  cetak        (surat kabar, majalah, tabloid) media  elektronik (radio, televisi, video dan  film-film). Media  masa  merupakan  dasar  bagi  apa  yang  disebut  sebagai industri  budaya. Semua  pesan  yang  dipropogandakan  oleh  media  masa  membentuk  kesadaran  manusia  dan  membagi  arti  pesan  tersebut  kepada yang  mengkonsumsi, sehingga manipulasi  pesan  dalam  media  masa  merupakan  strategi  yang  efektif  untuk  dan  memberikan  pengawasan.
Salah  satu  media  masa  yang  berpengaruh  dalam proses  pendidikan adalah: Televisi. Media  elektronik  televisi  merupakan  dasar  atau  termasuk  dalam  media  masa, karena  sifat  informasinya  yang  konvergen, informasi  dapat  diterima  bersamaan  oleh  reseptor  lebih  dari  satu  orang.
Televisi  merupakan  media  komunikasi, paling  efektif  untuk  menyampaikan  pesan  dan  mempengaruhi orang. Jika  mengamati  setiap  keluarga yang  ada, maka  salah  satu  barang  pokok  yang  ada  dalam  setiap  keluarga adalah: televisi.Beragam  acara  ditawarkan  oleh  stasiun  televisi  baik  lokal, nasional  dan  internasional  yang  adegan-adegannya  cenderung  berbaur porno. Mengikis moralitas  dan  meningkatkan  pelanggaran  susila  didalam masyarakat. Iklan-iklan  produk  tertentu  telah  meningkatkan  pola  konsumsi atau  gaya  hidup  masyarakat  pada  umumnya.
Beberapa  jenis  sinetron yang  ada  di televisi  Indonesia  saat ini membawa  dampak  negatif  bagi pemirsa. Tayangan  yang  membawa  cerita  mistik  mengarahkan  pada  keterbelakangan  mental  dan  syirik terhadap Sang  Maha Pencipta. Keterbelakangan  mental  dalam hal ini adalah: menggambarkan betapa  hebatnya  jin  sehingga  mempengaruhi  psikis  seseorang  dalam belajar jadi  bila  dalam  proses  pendidikan  ia  hanya  akan  selalu  mengaitkan dengan hal-hal  yang  berbaur  mistik  sehingga  peserta  didik  malas  untuk belajar lagi. Selain  itu,  jenis  sinetron  yang  membawa  dampak  buruk  adalah: sinetron  dengan  unsur  cerita  yang kuat, sehingga  orang  tidak  lagi  berpikir untuk  mengikuti  pendidikan  tapi  hanya  terhanyut  dalam  dunia  cerita yang hanya  akan  menyengsarakan  dan  membuat  jurang  yang  dapat menghancurkan  seseorang.
C.         Masyarakat  sekitar                
Bila  kita  hidup  dalam  mayarakat  yang  belum  terlalu  melihat  makna  atau  bukti  yang  nyata  dari  pendidikan, maka  mareka  akan  mansugesti bahwa  pendidikan  tidak  ada  nilai  tambah atau  tidak  ada  manfaatnya.

D.        Kondisi  Alam
Kondisi  alam  turut  mempengaruhi  pendidikan, karena  bila  lingkungan pendidikan (sekolah) bersih  akan  sangat  mendukung  kelancaran  proses belajar  siswa. Bila  seorang  yang  tinggal  dilingkungan  yang  selalu mengalami  konflik, maka  akan  sangat  mempengaruhi  pendidikan, karena  lingkungan  yang  berkonflik  akan  mempengaruhi  psikologi peserta  didik  tersebut  sehingga  ia  tidak  akan  mengikuti  atau  mengalami  pendidikan  dengan  baik.
3.2.    Aspek-aspek  yang  turut  mendukung  agar  terciptanya  pendidikan.
3.2.1       Pengetahuan
Pengetahuan  individu  terisi  dengan  fantasi, pemahaman  dari  konsep lahir  dari  pengamatan  dan  pengalaman  mengenai  bermacam-macam hal yang  berbeda  dalam  lingkungan  individu  tersebut. Semuanya  itu  direkam dalam  otak  sedikit  demi  sedikit  dan  diungkapkan  oleh  individu  tersebut dalam  bentuk  perilaku.

3.2.2      Perasaan
            Perasaan  adalah: suatu  keadaan  dalam  dalam  kesadaran  manusia yang  menghasilkan  penilaian  positif  dan  nagatif  terhadap  sesuatu. Bentuk  perasaan  itu  dipengaruhi  oleh  pengetahuan. Oleh  karena  itu, perasaan  selalu  bersifat  subjektif, karena  adanya  unsur  penilaian, karena  antara  penilaian  kita  dengan  orang  lain  berbeda-beda. Perasaan mengisi  penuh  kesadaran  manusia  tiap  saat  dalam  hidupnya .

3.2.3           Dorongan  Naluri
Dorongan  naluri  adalah : Kemauan  yang  sudah  merupakan  naluri  setiap  manusia. Ada  beberapa  macam  dorongan  naluri, yaitu :
§   Dorongan  untuk  mempertahankan  hidup .
§   Dorongan  seksual .
§   Dorongan  untuk  berinteraksi  dan  bergaul  dengan  manusia  lain
§   Dorongan  untuk  meniru  tingkah  laku  sesamanya .
§   Dorongan  untuk  mencari  makan .
§   Dorongan  untuk  berbakti .
§   Dorongan  akan  keindahan, bentuk, warna,suara  dan  gerak.
3.2.4           Fisik
            Pengenalan  tentang  seluruh  keadaan  tubuh  sangat  membantu seseorang untuk  memelihara  dan  menghargainya. Dengan  adanya  kita mengenal  kondisi  tubuh  atau  fisik  kita  dengan  baik, maka  kita  tidak  akan merasa  malu  dan  minder  dalam  pendidikan. Organ  fisik  manusia  dapat digunakan  dan  diberdayakan  untuk  berbagai  kepentingan  dalam  pemenuhan kebutuhan  hidup.
(Budiyanto   2004 , halaman  13)
3.2.5.         Aspek  Bakat  dan  Kemampuan .
                Tidak  seorangpun  dibawah  kolong  langit  ini  mengambil  sesuatu  bagi  dirinya  sendiri kalau  tidak  dianugerahi  dari  Tuhan. Bakat  diartikan  sebagai anugerah  Tuhan  yang  masih  harus  dikembangkan  dengan  berbagai  latihan dan  pendidikan. Dengan  adanya   bakat  yang  dianugerahi  maka  ia  akan berusaha  sedemikian  rupa  agar  bisa  dikembangkan.
3.2.6.         Aspek  Cita-cita.
                Cita-cita  adalah: Hal  yang  diimpikan  dan  dikejar  dalam  hidup  setiap  orang. Manusia  sebagai ” Homo  Sapiens ” atau  makhluk  berakal  budi, bijaksana  berkat  pikirannya dapat  merumuskan  cita-cita  hidupnya. Setiap  orang  memiliki  cita-cita yang  berbeda-beda. Dengan  adanya  cita-cita  maka  pendidikan  akan  diarahkan  dengan tepat  sesuai  dengan  cita-cita  yang  diimpikan.
3.3.    Menurut  caranya  pendidikan  terbagi  menjadi  3  macam :
a.      Dresur.
        Pendidikan  yang  berdasarkan  paksaan, dilakukan  pada  anak- anak yang  umurnya  1 – 2 tahun .
b.   Latihan.
                Membentuk  kebiasaan, dilakukan  sedapat-dapatnya  secara  sadar  oleh anak  didik.
c.    Pendidikan.
        Pembentukan  kata  hati, anak  didik  yang  diajar  berbuat  menurut kesanggupan  diri  dan  menentukan  kelakuan  sendiri  atas  tanggung jawab  sendiri  pul.
3.4.    Segi-segi  yang  terdapat  dalam  pendidikan.
a.      Pendidikan  Intelektul.
Meliputi  pengajaran  berbagai  pengetahuan  dan  kepandaian  yang  diperlukan bagi  perkembangan.
b.      Pendidikan  jasmani.
        Agar  tumbuh  secara  sehat  dan  menjadi  sehat.
c.       Pendidikan  keindahan.
        Agar  dapat  menghargai  nilai-nilai  keindahan  yang  terdapat  dialam  dan  kehidupan, khususnya  kesenian.
d.      Pendidikan  sosial.
        Agar  dapat  menghargai  dan  menerima  nilai-nilai  hidup  bersama orang  lain  dalam  praktek  kehidupan, segi-segi  tersebut  tidak  dipisahkan  antara  yang  satu  dengan  yang  lain.
e.      Pendidikan  Kesusilaan 
        Mengajarkan  mana  yang  baik  dan  yang  buruk  agar  berbuat  sesuatu  sesuai  dengan  norma-norma  yang  berlaku  dalam  masyarakat  agar tidak  dikucilkan.  

BAB IV
P  E  N  U  T  U  P

4.1      KESIMPULAN
Pendidikan  digolongkan  dalam  kebutuhan sekunder,  tapi seiring dengan  adanya  arus  globalisasi  dan  modernisasi yang  kian  marak, maka pendidikan  digolongkan  kedalam  kebutuhan primer  yang  mau  tidak  mau  harus  dipenuhi. Pendidikan  diibaratkan  seperti : makanan, minuman, perumahan, serta  pakaian  yang  harus  dipenuhi. Bila  pendidikan  kita  tidak  layak, maka  kita  sendiri  yang  akan  mengalami  kesulitan  dimasa  yang  akan  datang , kita  akan  dijadikan  budak  oleh  para  cendikiawan .
Dengan  adanya  pendidikan ,maka  manusia  dapat  memperoleh  pengetahuan, ketrampilan , orientasi , humanistik , dan  bisa  menghadapi  tantangan  dalam  bidang  sosial , ekonomi , keadilan  dan  budaya  yang  kian  marak
Seperti  yang  dikemukakan  oleh  Aristoteles ,manusia  adalah  makhluk  sosial  yang  hidup  saling  membutuhkan .Pernyataan  tersebut  sama  halnya  dengan  atau  dalam  dunia  pendidikan ,dimana  pendidikan  juga  membutuhkan  manusia  atau  orang  lain  untuk  mengelolahnya .
Manusia  atau  lembaga-lembaga  yang  berpengaruh  dalam  dunia  pendidikan  adalah : keluarga , sekolah , teman  bermain ,media  masa , masyarakat  sekitar  dan  lingkungan  tempat  tinggal .
4.2      USUL  DAN  SARAN.
Berdasarkan  apa  yang  telah  disimpulkan  oleh  penulis  bahwa  pendidikan  sangat  penting  dalam  kehidupan, maka  penulis  ingin  mengusulkan  kepada  pembaca  sekalian  agar  pendidikan  harus  diutamakan  dan  bukan  diabaikan  dalam  hidup, karena  menabaikan  pendidikan  sama  halnya  dengan  membuat  jurang  untuk  diri  kita  sendiri  dimasa  yang  akan  datang .

Penulis  menyadari  bahwa  Karya  tulis  ini  masih  jauh  dari  kesempurnaan  maka  segala  usul ,saran, dan  kritikan  yang  sifatnya  membangun  akan  penulia  terima  dengan  lapang  dada  demi  penyempurnaan  tulisan  ini  seperti  Pepetah “ TIADA  LAUT  YANG  TAK  BERGELOMBANG, TIADA  GADING  YANG  TAK  RETAK, DAN  TIADA  MAWAR  YANG  TAK  BERDURI .”

1 komentar:

  1. The Ultimate Guide To The Ultimate Baccarat - WORRione
    Learn the basics of 인카지노 Baccarat and the Baccarat variant choegocasino in this guide. Learn the basic rules, 바카라 rules, and rules for Baccarat.

    BalasHapus